Pesawat Air Busan dilalap api di Bandara Internasional Gimhae, pada 28 Januari 2025. Akibat insiden itu, sebanyak tiga orang di dalam pesawat mengalami luka ringan.
Pada Jumat (14/03), Kementerian Perhubungan Korea Selatan mengatakan bahwa hasil investigasi sementara menunjukkan kebakaran amat mungkin terjadi karena insulasi di dalam baterai power bank telah rusak.
Power bank tersebut ditemukan di kompartemen bagasi kabin—tempat kebakaran pertama kali terdeteksi. Serpihan power bank tersebut meninggalkan jejak hangus, menurut pernyataan pihak berwenang Korsel.
Mengapa banyak maskapai melarang power bank?
Selama bertahun-tahun berbagai maskapai penerbangan di seluruh dunia telah melarang power bank dari kompartemen bagasi kabin karena masalah keselamatan.Lewati Whatsapp dan lanjutkan membacaBBC News Indonesia – Kini hadir diAkun resmi kami di WhatsAppLiputan mendalam BBC News Indonesia langsung di WhatsApp Anda.Klik di siniAkhir dari WhatsappKekhawatiran muncul karena adanya baterai lithium-ion di dalam perangkat power bank.Baterai ini dapat menghasilkan panas ekstrem dan api jika kerusakan atau kesalahan produksi menyebabkan korsleting.Baterai lithium-ion dalam bentuk apa pun telah dilarang dari kompartemen bagasi kabin pesawat penumpang sejak 2016, sesuai dengan arahan dari Organisasi Penerbangan Sipil Internasional.Satu pekan setelah kebakaran Air Busan, maskapai penerbangan tersebut semakin memperketat aturan tersebut. Air Busan mengumumkan bahwa mereka tidak akan lagi mengizinkan penumpang menyimpan power bank di bagasi kabin pesawat.Maskapai penerbangan tersebut mengatakan aturan baru itu merupakan respons terhadap peningkatan jumlah power bank yang mengalami overheat.Semakin banyak maskapai penerbangan—termasuk China Airlines dan Thai Airways—yang memberlakukan aturan serupa.Singapore Airlines dan Scoot akan menjadi maskapai terbaru yang melarang penggunaan dan pengisian daya power bank di dalam pesawat mulai 1 April.Pada 28 Februari, pemerintah Korea Selatan juga mengumumkan bahwa penumpang yang menaiki pesawat di negara tersebut akan diminta untuk memegang sendiri baterai dan pengisi daya portabel, alih-alih menyimpannya di kompartemen bagasi kabin.