MindtheDrift – Dua kapal tanker minyak Rusia tenggelam setelah dihantam badai dahsyat di dekat Kerch, lepas pantai Crimea, pada hari Minggu. Salah satu kapal bahkan terlebah dua. Kementerian Darurat Rusia telah mengonfirmasi insiden tersebut, menyebutkan bahwa kedua kapal membawa produk minyak. Kedua kapal, Volganeft 212 dan Volganeft 239, sebelumnya mengirimkan sinyal marabahaya dan meminta bantuan di tengah badai dan gelombang dahsyat. Badan transportasi air Rusia mengatakan total 29 awak kapal berada di kedua kapal tersebut.
Mengutip laporan dari Russia Today, Senin (16/12/2024), gelombang kuat menghantam kapal-kapal tanker beberapa kilometer dari pantai Laut Hitam. Volganeft 212, yang membawa lebih dari 4.000 ton bahan bakar minyak terbelah dua dan kandas. Sedangkan Volgoneft 239 terombang-ambing dan dilaporkan ikut tenggelam. Helikopter penyelamat darurat telah menerbangkan tim tanggap darurat ke daerah Selat Kerch untuk membantu kapal-kapal tersebut. Namun, upaya mereka terhambat oleh cuaca yang memburuk. Sebuah kapal penyelamat juga telah dikirim ke daerah tersebut. Kementerian Darurat mengatakan sejauh ini, 13 awak kapal telah diselamatkan, dan satu korban ditemukan tewas. Media Rusia, SHOT, mengunggah sebuah video di Telegram pada Minggu pagi yang memperlihatkan lambung kapal yang menyembul dari air, dengan keterangan video berbunyi: “Orang-orang telah berada di geladak selama sekitar empat jam dan sedang menunggu bantuan. Saksi mata memberi tahu kami bahwa gelombang dahsyat menerobos kapal-kapal.”
Media Rusia lainnya; Mash, melaporkan bahwa Volgoneft 212 awalnya dibangun sebagai tanker konvensional, tetapi dimodifikasi pada tahun 1990-an untuk memenuhi standar “river-to-sea”, dengan bagian tengahnya dihilangkan dan haluan serta buritan dilas bersama-sama, sehingga menciptakan sambungan yang besar. Sambungan ini dilaporkan terbelah karena hantaman ombak, yang menyebabkan tanker itu terbelah dua. Laut di dekat Crimea merupakan medan pertempuran penting dalam perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung. Kyiv telah menargetkan Armada Laut Hitam Rusia selama invasi besar-besaran Presiden Vladimir Putin ke negara itu, yang dimulai pada Februari 2022. Ukraina telah berjanji untuk membatalkan aneksasi Crimea oleh pemimpin Rusia pada tahun 2014, yang sekarang berfungsi sebagai pusat logistik utama Moskow untuk pasukannya di Ukraina selatan.