MindTheDrift – Pemerintah Ukraina angkat bicara terkait negosiasi perdamaian yang dilakukan Amerika Serikat (AS) dengan Rusia terkait dengan perang di negaranya. Kuasa Usaha Ad Interim Kedutaan Besar Ukraina di Indonesia Yevhenia Shynkarenko mengatakan Ukraina ingin mengakhiri perang ini lebih dari negara mana pun. Namun, Shynkarenko mengingatkan perdamaian tersebut harus nyata, adil dan bertahan lama. Shynkarenko juga menegaskan Ukraina harus dilibatkan dalam negosiasi perdamaian tersebut. Hal tersebut mengingat Ukraina sebagai pihak yang terlibat langsung dalam perang melawan Rusia. Dia mengatakan, perdamaian tersebut harus tercapai berdasarkan prinsip-prinsip Piagam PBB dan menghormati kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina yang diakui secara internasional.
“Prinsip utama perundingan damai ini adalah tidak ada (kesepakatan) tentang Ukraina tanpa (keterlibatan) Ukraina. Nasib kita tidak bisa ditentukan di belakang pintu tertutup; suara kami harus didengar, dan hak-hak kami harus didengar dan dihormati,” jelasnya dalam Konferensi Pers “Stand with Ukraine” Billboard Unveiling di Jakarta, Kamis (20/2/2025). Shynkarenko melanjutkan, Ukraina bukanlah satu-satunya korban agresi Rusia. Selama satu abad terakhir, banyak negara telah menderita akibat imperialisme Rusia, termasuk Polandia, Finlandia, negara-negara Baltik, Georgia, Moldova, dan lain-lain.
Dia menuturkan, perjuangan Ukraina bukan hanya tentang negara tersebut. Menurutnya, perjuangan Ukraina adalah tentang membela fondasi dunia yang adil dan stabil. “Hasil perjuangan ini akan menentukan masa depan keamanan global, menentukan apakah agresi dan ambisi imperialisme akan dibiarkan berlaku di abad ke-21,” ujarnya. Sementara itu, Kuasa Usaha Ad Interim Kedutaan Besar Polandia di Indonesia Maciej Tumulec menambahkan kondisi perdamaian yang adil akan bergantung pada Ukraina. Menurutnya, tidak ada perdamaian yang adil bila kesepakatan tersebut tidak melibatkan masyarakat Ukraina “Kita tidak boleh membiarkan terjadinya Konferensi Yalta atau Konferensi Munich yang kedua. Tidak ada kesepakatan soal Ukraina tanpa (keterlibatan) Ukraina,” ujarnya. Tumulec menuturkan, Polandia memiliki tanggung jawab khusus untuk terus membantu perjuangan Ukraina. Hal tersebut mengingat bantuan militer utama ke Ukraina dipasok melalui wilayah Polandia. Selain itu, Polandia juga telah menjadi tempat berlindung jutaan keluarga Ukraina. “Saat ini, kami juga tengah memegang kepemimpinan Uni Eropa. Melalui kepemimpinan ini, Kami berupaya untuk terus mendukung perjuangan Ukraina dan memperkuat keamanan di Eropa terhadap agresi dari Rusia,” jelas Tumulec.