MindTheDrift – Wakil Indonesia pada ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights (AICHR), Anita Wahid menyampaikan protes atas penembakan pada pekerja migran Indonesia non-prosedural oleh otoritas Malaysia. Anita juga meminta kepada otoritas Malaysia untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang di masa depan.”Kami menyampaikan keprihatinan mendalam atas penembakan yang mengakibatkan dua pekerja migran Indonesia meninggal. Kami menghormati kedaulatan Malaysia, namun kami juga meminta otoritas Malaysia melakukan penyelidikan menyeluruh atas kejadian tersebut” kata Anita, Jumat, 14 Februari 2025, dalam sidang ke-40 Komisi HAM ASEAN, di Langkawi, Malaysia, pada 11-14 Februari 2025.
Sidang itu dihadiri 10 Negara Anggota ASEAN serta Timor Leste sebagai observer tersebut dipimpin oleh Malaysia sebagai Ketua ASEAN. Menurut Anita, pada tahun lalu AICHR atas inisiasi Indonesia baru saja menggelar the 1st ASEAN Dialogue on Human Rights and Policing yang dihadiri para aparat penegak hukum dari ASEAN. Salah satu rekomendasi dalam kegiatan tersebut adalah pentingnya pengarusutamaan HAM dalam praktek penegakan hukum. Tindakan berlebihan terhadap para Pekerja Migran Indonesia tersebut menurut Anita, tidak sesuai dengan semangat yang dihasilkan dari Dialog tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya lima pekerja migran Indonesia non-prosedural pada pukul 03.00 pagi, Jumat, 24 Januari 2025, menjadi korban penembakan aparat Malaysia di perairan Tanjung Rhu, Malaysia. Dua orang meninggal akibat insiden tersebut.Pemerintah Indonesia telah merespons penembakan sewenang-wenang tersebut melalui KBRI Kuala Lumpur yang telah mengirimkan nota diplomatik kepada Kementerian Luar Negeri Malaysia pada pekan lalu. Nota itu berisi pengajuan akses terhadap konsuler dan permintaan agar insiden penembakan dapat diinvestigasi secara menyeluruh atas kejadian tersebut.
Kementerian Luar Negeri RI dan KBRI Kuala Lumpur sampai berita ini diturunkan masih memantau proses investigasi yang dilakukan pemerintah Malaysia serta memberikan pendampingan hukum kepada pekerja migran Indonesia non-prosedural yang menjadi korban penembakan otoritas Malaysia. Penembakan itu menyebabkan satu orang tewas di tempat, satu orang lainnya meninggal akibat luka tembak yang dideritanya, sedangkan tiga lainnya luka-luka. Kementerian Luar Negeri RI mengatakan lima korban penembakan itu berada dalam satu perahu.