Mind News – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menguraikan tiga syarat untuk kesepakatan dengan kelompok Lebanon, Hizbullah. Berbicara kepada Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset, Netanyahu menyerukan agar Hizbullah dijauhkan dari perbatasan utara Israel, penutupan jalur pasokannya dari Suriah dan pemberian kebebasan kepada Israel untuk bertindak di Lebanon selatan. Netanyahu membingkai konflik yang sedang berlangsung sebagai konflik yang dilancarkan di “tujuh front” yakni Gaza, Tepi Barat, Lebanon, Yaman, Iran, Irak dan Suriah, semuanya berasal dari Iran, seperti yang dikatakannya. Amerika Serikat (AS), sekutu utama Israel, menjadi penengah antara Tel Aviv dan Beirut untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata guna mengakhiri lebih dari setahun serangan antara Hizbullah dan Israel. Menurut penyiar publik Israel, KAN, Utusan AS Amos Hochstein akan tiba di Beirut pada hari Selasa (19/11/2024) untuk menerima tanggapan Lebanon atas usulan gencatan senjata AS. Hochstein juga diperkirakan akan melakukan perjalanan ke Israel pada hari Rabu. Israel menginginkan perjanjian apa pun yang mengizinkan militernya untuk menyerang apa yang dianggapnya sebagai pelanggaran terhadap ketentuan gencatan senjata, suatu syarat yang ditolak Lebanon. Pekan lalu, Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri mengonfirmasi Beirut telah menerima usulan AS untuk gencatan senjata dengan Israel. Namun, dia membantah usulan tersebut “mencakup segala jenis kebebasan bergerak bagi tentara Israel di Lebanon,” suatu syarat yang dia gambarkan sebagai “tidak dapat diterima” dan tidak dapat dinegosiasikan. Dia menegaskan kembali penolakan Lebanon untuk berkompromi atas kedaulatannya.
Israel melancarkan kampanye udara di Lebanon terhadap apa yang diklaimnya sebagai target kelompok Hizbullah pada akhir September, dalam eskalasi dari perang lintas perbatasan selama setahun atas perang Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza. Lebih dari 3.500 orang telah tewas; hampir 15.000 orang terluka dan lebih dari 1 juta orang mengungsi akibat serangan Israel sejak Oktober lalu, menurut otoritas kesehatan Lebanon. Tel Aviv memperluas konflik dengan meluncurkan serangan darat ke Lebanon selatan pada 1 Oktober tahun ini. Perang Gaza Mengenai perang Israel di Gaza, Netanyahu mengklaim kemajuan signifikan dalam mengurangi kemampuan militer Hamas. Namun, dia mengakui kelompok Palestina itu masih mengendalikan fungsi-fungsi utama, termasuk distribusi makanan dan bantuan kemanusiaan. Netanyahu mengatakan Israel berupaya membongkar kapasitas pemerintahan Hamas, menyerukan militer menyusun strategi guna mencegah gerakan itu mendistribusikan bantuan di Gaza. Saat Netanyahu berpidato, keluarga sandera Israel di Gaza mengangkat foto-foto orang yang mereka cintai, yang menyebabkan mereka dikeluarkan dari aula. Anggota oposisi menyela pidatonya, dengan beberapa di antaranya dikawal keluar dari sesi oleh Ketua Knesset, Amir Ohana, menurut harian Yedioth Ahronoth. Mengenai kebocoran yang melibatkan kantornya, Netanyahu mengkritik kebocoran keamanan dan politik yang sedang berlangsung di Israel. “Kita menyaksikan kebocoran dan kebohongan yang tak ada habisnya,” ujar dia. “Kebocoran ini memberi Hizbullah dan Iran wawasan tentang perdebatan internal Kabinet. Saya belum pernah melihat hal seperti ini dalam sejarah perang,” papar dia, sambil menyerukan penyelidikan atas kebocoran ini.